About

Jumat, 09 September 2016

Introducing BIAK part 1



Seperti yang sudah saya bahas pada artikel sebelumnya, saya dilahirkan disalah satu kota mungil yang sangat teratur. Sebuah kota yang tidak ada macet sehari-harinya. Kota itu bernama Biak.
Biak memiliki segala sesuatu yang bisa disebut sebagai salah satu “Surga” bagi orang Indonesia namun sampai ini belum banyak terekspos oleh media-media. Itulah mengapa saya termotivasi untuk memperkenalkan kota B.I.A.K kepada segenap pembaca yang membaca artikel ini. Beberapa fakta di bawah ini saya kutip dari buku “Biak Numfor dalam Angka (Biak Numfor in Figures) 2015”. Selamat membaca
1.      Keadaan Geografis
Ibukota Kabupaten Biak Numfor terletak di distrik Biak Kota. Adapun letak geografis Kabupaten Biak Numfor berada di sebelah utara daratan Papua, tepatnya pada titik 0o55’ – 1o27’ Lintang Selatan dan 134o47’ – 136o Bujur Timur dengan luas wilayah daratan sebesar 2.602 km2. Kabupaten ini memiliki dua pulau besar, yaitu  Pulau Biak dan Pulau Numfor serta sekitar  42 pulau pulau kecil.
Sebelah utara kabupaten ini berbatasan dengan  Kabupaten Supiori dan Samudera  Pasifik, di sebelah selatan adalah Selat Yapen, sementara sebelah timur  berbatasan dengan Samudera Pasifik dan sebelah barat adalah  Kabupaten Manokwari.
Keadaan ini menyebabkan Biak ketika dilihat di peta yang dijual dikalangan masyarakat, hanya berbentuk kecil. Berikut gambarnya: (Sumber: https://www.google.com/maps/place/Biak+Numfor+Regency,+Papua,+Indonesia/@-0.9111338,135.7755699,9z/data=!4m5!3m4!1s0x6803cf7b2fff9811:0xbc108764432626f7!8m2!3d-1.0381022!4d135.9800848)

2.   Iklim
Dari hasil pencatatan Stasiun Meteorologi Kelas I Frans  Kaisiepo Biak, suhu udara ratarata di wilayah Kabupaten Biak Numfor selama tahun 2014 adalah 27,2oC. Suhu minimum rata-rata pada tahun 2014 adalah 23,4oC sedangkan suhu maksimum rata rata adalah 31,7oC. Sementara itu ratarata kelembaban udara pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2013, yaitu 87%.
Untuk mengetahui intensitas hujan dapat dilihat dari data curah hujan. Dari  data tahun 2014 tercatat rata-rata curah hujan adalah 278,5 mm dengan curah  hujan terbesar terjadi pada bulan Desember (457,1 mm) dan terendah pada bulan Maret (77,0 mm). Adapun ratarata jumlah hari hujan dalam satu bulan adalah 19,5 hari hujan.
Biak adalah salah satu kota yang tidak terkena dampak musim tahunan el nino dan la nina seperti yang dirasakan oleh sebagian besar kota di Indonesia. Maka tak heran jika di Jakarta sedang terjadi musim panas, masyarakat kota Biak malah “mengeluh” tak dapat kemana-mana karena hujan yang melanda.
Fakta lainnya yang saya alami adalah Biak dengan istilah “kota karang panas”. Ketika waktunya panas, matahari akan terasa sangat menyengat kulit sehingga tak heran setiap orang yang kulitnya mudah beradaptasi  (seperti saya) akan kelihatan lebih “hitam” ._.
          Demikian sedikit fakta dan “curhatan” saya tentang kota tercinta saya. Kalau anda masih penasaran dengan cerita yang lain tentang Biak, selalu kunjungi blog ini yaa :)

0 komentar:

Posting Komentar